ILMU BUDAYA DASAR
MANUSIA DAN KEGELISAHAN
Semua manusia mempunyai kegelisahan .
pada prinsipnya, manusia merupakan makhluk yang di arahkan oleh motivasi dan
cita-citanya. Hamper semua tingkah laku manusia dapat dipandang sebagai usaha
untuk memuaskan hasrat biologis mereka. Tetapi tujuan itu sering sulit atau
bahkan kemungkinan kecil untnk dicapai.
Pada hakekatnya, kegelisahan
menunjukkan pada motivasi yang terhalang dan dalam kedaan tak terpuaskan.
Manusia suatu saat dalam hidupnya akan
mengalami kegelisahan. Hal ini mungkin akibat kebutuhan hidup yang meningkat,
rasa individualistis dan egoisme, persaingan dalam hidup, dan sebagainya. Dan
tidak jarang akibat kegelisahan seseorang,sekaligus membuat oran lain menjadi
korban.
Suasana yang tidak pasti ( kegelisahan
) dalam kasus di ats dapat terlihat pada pertanyaan, “ apa benar Bapak itu
menyeleweng? “. Orang bertanya demikian karena memperhatikan sikap, tingkah
laku dan perbuatan Bapak itu sehari-hari sebagai orang baik-baik, suka menolong,
hidup sedrhana, dan tidak berlebih-lebihan.
Disamping itu didalam al-Qur’an
terdapat banyak ayat yang dapat membantu menumbuhkan sakinah dalam jiwa,
menghilangkan keresahan hati, menghilangkan kenangan pahit dan sekaligus
menghimbau untuk menggapai segala problema kehidupan masa depan dengan jiwa
yang tenang dan mantap.
A. KEGELISAHAN
1.Pengertian Kegelisahan
Kegelisahan berasal dari kata gelisah. Dalam kamus umum bahasa
Indonesia, WJS Poerwadarminto, gelisah artinya tidak tentram hatinya,selalu
merasa khawatir; tidak dapat tenang dalam hidupnya; cemas. Jadi, kegelisahan adalah gejala universal, ada pada
manusia dimana saja.
Kegelisahan timbul karena perbuatan
manusia sendiri atau karena keadaan dari luar lingkungan manusia sendiri, yang
memberi pengaruh psikologis,
yang dapat merugikan dirinya maupun orang lain.
Manusia suatu saat dalam hidupnya akan
mengalami kegelisahan. Tragedy dunia modern tidak sedikit dapat menyebabkan
kegelisahan. Hal ini mungkin akibat kebutuhan hidup yang meningkat, rasa
individualistis dan egoisme, persaingan dalam hidup, keadaan yang tidak stabil
dan seterusnya kegelisahan dalam konteks budaya dapatkah dikatakan sebagai
akibat adanya instik manusia untuk berbudaya, yaitu sebagai upaya mencari
kesempurnaan.
Alasan mendasar mengapa manusia
gelisah ialah karena manusia memiliki hati dan perasaan. Bentuk kegelisahannya
berupa:
a. Keterasingan
b. Kesepian, dan
c. Ketidakpastian
Perasaan seseorang yang sedang gelisah
ialah hatinyatidak tentram, merasa khawatir,cemas, takut,
dsb..
Untuk mengatasi kegeisahan ini,
manusia diperintahkan untuk meningkatkan iman, taqwa dan amal shaleh. Seperti
Firman Allah SWT :
“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah, lagi
kikir; apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, tetapi bila mendapat kebaikan
ia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan salat, yang mereka itu
tetap mengerjakan shalatnya dan orang-oran yang dalamhartanya tersedia bagian
tertentu, bagi orang (miskin) yang meminta dan orang (miskin) yang tidak bisa
meminta, ......... (QS. Al-Ma’arij, 70: 18-27).
Perasaan cemas menurut Sigmund Freud ada tiga macam, yaitu:
1. Kecemasan kenyataan (obyektif)
Contohnya:
Anaknya yang belum pulang, orang tua yang sedang sakit, dsb.
2. Kecemasan neurotic (saraf)
Kecemasan ini timbul karena pengamtan
tentang bahaya dari naluriah. Menurut S. Freud kecemasan ini dibagi dalam tiga
macam, yaitu:
a. Kecemsan yang timbul karena
penyesuaian diri dengan lingkungan. Kecemasan timbul karena orang itu takut
akan bayangannya sendiri sehingga menekan dan menguasai ego.
b. Rasa takut irrasional atau phobia.
Rasa takut ini sudah menular, sehingga kadang-kadang tanpa alas an dan hanya
karena pandangan saja. Yang kemudian dilanjutkan dengan khayalan yang kuat
dapat menimbulkan rasa takut.
Contoh :
Orang takut ular, takut binatang
berbulu, dsb.
c. Rasa takut lain ialah rasa gugup,
gagap dan sebagainya.
Contoh :
- Seorang yang tak bisa bernyanyi
atau bicara didepan umum, maka ia gelisah dan hilang keseimbangan.
- Penyesuaian diri dengan lingkungan
3. Kecemasan moral
Hal ini muncul dari emosi diri sendiri
seperti perasaan iri dan sebagainya.
Contoh :
Datuk meringgi iri melihat kemajuan usaha bagindo sulaiman.
Hatinya selalu gelisah, takut usahanya akan mati, kalah bersaing. Karena itu ia
selalu menyuruh orang agar membakar took Bagindo sulaiman.
1. Sebab-sebab Orang Gelisah
Sebab-sebab orang gelisah adalah
karena pada hakikatnya orang takut akan kehilangan hak-haknya.
Kata ishak, “Hak artinya perintah atau segala ajaran
yang dibawa oleh Nabi dan Al-Qur’an”.
Kalau hak bersifat abstrak, maka hak
dalam Al-Qur’an diberi bobot khusus, karena salah satu nama Allah SWT adalah
Al-Haq.
Seperti dalamAl-Qur’an :
“Kemudian mereka dikembalikan
kepada Allah. Tuhan penguasa yang Haq (QS.Al-Ana’am : 62).
Dan Firman-Nya:
“Sekiranya al-Haq mengikuti hawa
nafsu mereka niscaya langit dan bumi jadi rusak”
Banyak orang berfikir bahwa
kegelisahaan, merupakan keadaaan yang tidak “diinginkan”. Tetapi para ahli jiwa
berfikir bahwa kegelisahan merupakan kondisi hidup manusia, atau sebagai “kawan
akrab” yang memberi stimulus kepada tingkah laku manusia. Kegelisahan yang
terhindarkan disebabkan oleh kompleksitas manusia, lingkungan dimana ia
tinggal, dan keterbatasan fisik dan jiwanya.
Kegelisahan dan kompleksitas manusia
Motif-motif perbuatan yang mendorong
dan mengarahkan tingkah laku tidak timbul dan dapat mencapai pemuasan dengan
cara yang sederhana. Sebaliknya motif-motif itu terjadi dalam keadaan ruwet,
bahkan kadang-kadang penuh kekacauan. Motif yang berbeda-beda bersaing satu
sama lain, dan pemuasan terhadap motif pertama akan disusul dengan datangnya
motif yang lain. Bertumpuknya pola-pola motif kehidupan manusia mengajarkan
kepada manusia bahwa tidak semua motif dapat dipuaskan, tetapi ada juga yang
memerlukan kesabaran untuk menundanya, dan bahkan bila perlu motif itu
ditinggalkan. Bila tidak akan menghasilkan kegelisahan.
Kegelisahan dan Kondisi Lingkungan
Pemuasan yang menyeluruh pada saat
motif juga hamper tidak mungkin sebab tujuan motif itu hanya biasa di capai
menyeluruh jika sesuai dengan apa yang tersedia dilingkungan kita. Pada
lingkungan tertentu makanan mungkin tak tersedia untuk memuaskan rasa lapar,
karena orang itu tidak mampu membelinya, atau kawan-kawan orang itu tidak
memperhatikannya atau mengaguminya yang dapat digunakan untuk memuaskan
keinginan akan status, keakraban, cinta dan sebagainya.
Hal di atas itu mengajarkan kepada
kita bahwa beberapa motif lebih penting dari lainnya karena cukup sulit untuk
dicapai atau motif itu berlangsung dalam waktu yang cukup lama. Dalam kehidupan
kita perkara makan dan minum bukanlah perkara yang sulit, karena makanan dan
minuman cukup tersedia pada kita walau ala kadarnya.
2. Usaha-usaha Mengatasi Kegelisahan
Usaha-usaha mengatasi kegelisahan
pertama-tama harus mulai dari diri sendiri, yaitu harus bersifat tenang, sabar
dan iman kepada Allah.
Firman Allah :
“Dan sesungguhnya akan kami
berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta,
jiwa dan buah-buahan. Dan berikan berita gembira kepada orang-orang yang
sabar.(QS. Al-Baqarah. 2:155)”.
Didalam Al-Qur’an Alah SWT memberi
petunjuk-petunjuk do’a yang baik untuk dibaca guna memohonkesabaran. Do’a
memohon kesabaran hati serta keteguhan pendirian dan pertolongan Allah SWT
dalam menghadapi cobaan dan orang kafir.
Firman Allah SWT:
“Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami dan
kokohkanlah pendirian kami,dan tolonglah kami dari orang-orang kafir” (QS.
Al-Baqarah, 2:250).
“Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan
wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri kepada-Mu”. (QS. Al-A’raf, 7:126)
B. KETERASINGAN
1. Pengertian Keterasingan
Keterangan berasal dari kata
“terasing” dan kata itu dari kata dasar “asing” berarti “sendirian, tidak
dikenal orang”. Terasing berarti “disisishkan dari pergaulan”.
Jadi, keterasingan berate hal-hal yang berkenaan dengan
tersisihkannya seseorang dari pergaulan, terpencil atau terpisah dari orang
lain.
Terasing atau keterasingan adalah
merupakan bagian hidup manusia terhadap kaum mukmin yang sedang berada ditemat
pengasingan, jauh dari tanah airnya, yang belum pernah ia lihat sebelumnya,
Allah SWT memberikan kesejukan hatinya dengan menunjukkan kiblat shalatnya.
Seperti Firman-Nya:
“Dan kepunyaan Allah-Lah timur dan barat maka kemanapun kamu
menghadap disitulah wajah Allah (kekuasaan Allah meliputi seluruh alam).
Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui (QS. Al-Baqarah,
2:115)
Hamparan bumi yang luas adalah
tempat bagi orang-orang mukmin untuk menyembah kepada Allah SWT. Karena dialah
zat yang berhak disembah disetiap tempat berbagai penjuru dunia.
2. Sebab-sebab
Keterasingan
Orang hidup dalam keterasingan,
pertama sifat-sifat atau sikap yang tidak dapat diterima dan kedua karena
perbuatannya. Jadi keduanya juga karena perbuatan hanya berbeda sifatnya.
Bila kita simpulkan, kedua sebab hidup keterasingan itu
bersumber pada:
1. Perbuatan yang tidak dapat
diterima oleh masyarakat. Perbuatan itu antara lain: mencuri, bersikap angkuh,
sombong atau kaku.
2. Sikap rendah diri
Sikap yang sejenis dengan angkuh
atau sombong ialah sikap kaku, pemarah dan suka berkelahi. Sikap seperti ini,
sebab takut terjadi konflik batin ataupun konflik fisik karena hal merupakan
perbuatan anak kecil.
Sikap ini juga disebut sikap
minder. Bukan orang lain yang memandang dirinya rendah, tetapi justru dirinya
sendiri. Sikap rendah diri itu ada sebab-sebabnya, mungkin cacat fisik, karena
sosial ekonominya, rendah pendidikannya dank arena perbuatannya.
a. Keterasingan karena cacat fisik
Cacat fisik itu tidak perlu membuat
hidup terasing karena cacat fisik itu kehendak Tuhan. Namun manusia, lain jalan
pikirannya, merasa malu anaknya atau cucunya yang cacat fisik, maka
disingkirkan anak tersebut dari pergaulan ramai, hidup dalam keterasingan.
Seperti halnya dalam film “Detik-detik
menyentuh kasih” seorang kakek malu melihat cucunya lahir dalam keadaan cacat
kakinya, ia berusaha membunuh bayi itu dengan cara perlahan-lahan. Tetapi
ibunya yang mengandung 9 bulan dengan penuh kasih saying, dengan diam-diam
membawa lari anaknya ke sebuah desa jauh dari jauh dari pergaulan ramai.
Anaknya di didik diajar membaca,
menulis, berhitung dan ternyata anak tersebut mempunyai daya tangkap yang luar
biasa. Dengan kaki buatan, ia dapat bersekolah, bahkan sampai ke perguruan
tinggi, dan akhirnya anak yang telah dewasa itu berhasil menjadi penulis yang
baik.
b. Keterasingan karena social ekonomi
Ekonomi kuat atau lemah adalah
anugrahtuhan. Orang tidak boleh membanggakan kekayaan, tetapi orang tidak boleh
merasa rendah diri karena keadaan ekonomi yang sangat rendah. Namun didalam
kenyataan lain keadaanya. Orang-orang yang lemah ekonominya sering kali merasa rendah
diri, akibat orang-orang yang kaya sering membanggakan kekayaanya, meskipun
tidak disengaja.
Seperti halnya dalam roman “Dian yang
tidak kunjun padam karya st.Alisyahbana”, setelah cintanya kepada Molek ditolak
oleh orang tua Molek R. Mahmud dan Cik Siti: Yasin mengasingkan diri dari
pergaulan. R. Mahmud beranggapan bahwa selain rendah martabatnya juga miskin.
Oleh karena merasa diri hanya sebagi penjual nanas, Yasin kecewa, ddan
menyembunyikan diri sebagai pertapa. Ia muncul pada waktu Molek meninggal
dunia. Yasin bekerja dengan giat, mengangkut air, dan menyediakan barang yang
diperlukan untuk pemakaman Molek. Molek meninggal akibat putus asa, kecewa atas
perbuatan suaminya, Sayid Mustafa keturunan Arab pilihan orang tuanya,
c. Keterasingan karena rendah
pendidikan
Dalam pergaulan orang-orang yang
berpendidikan rendah dan kurang pengalaman biasanya menyendiri, mengasingkan
diri karena serba sulit menempatkan diri.
d. keterasingan karena perbuatannya
Orang terpaksa hidup dalam
keterasingan karena merasa malu, dunia rasanya sempit, bila nampak orang ingin
mukanya ditutupi. Itu semua adalah akibat dari perbuaannya yang tidak bias
diterima oleh masyarakat lingkungannya.
3. Usaha-Usaha untuk Mengatasi
Keterasingan
Keterasingan biasanya terjadi
karena sikap sombong, angkuh, pemarah, kaku, tetapi juga karena rendah diri,
perbuatan yang melanggar norma hukum. Pada hakikatnya sikap sombong, angkuh,
kaku, rasa rendah diri orang takut kehilangan hsknya. Untuk mengatasi
keterasingan ini perlu kesadaran yang tinggi’ Orang yang bersikap disadarkan,
karerna apa yang mereka lakukan dianggapnya sudah benar semua.
C. KESEPIAN
1. Pengertian
Kesepian
Kesepian berasal dari kata sepi, artinya sunyilengang, tidak ramai, tidak ada orang
atau kenderaan, dan
sebagainya. Kesepian adalah keadaan sepi atau hal sepi.
Misalnya:
Setelah tembakan gencar itu berhenti,
tampak Jalanan sepi. Orang takut keluar, bahkan suara deru mobil pun tak
kedengaran.
Setiap orang pernah mengalami
kesepian, karena kesepian merupakan bagian hidup manusia. Lama atau sebentar,
perasaan kesepian ini bergantung kepada mental orang dan kasus penyebabnya.
2. Sebab-sebab Terjadinya Kesepian
Bermacam-macam penyewbab terjadinya
kesepian, frustasi pun dapat mengakibatkan kesepian yang bersangkutan tidak mau
diganggu, ia lebih senang dalam keadaan sepi, tidaksuka bergaul,ia kebih senang
hidup sendiri.
Kesepian itu akibat keterasingan dan
keterasingan akibat sikap sombong, angkuh, keras kepala, sehingga dijauhi
kawan-kawan sepergaulan.
Kesepian juga disebabkan karena takut
kehilangan hak nama baik. Nama baik merupakan harapan setiap orang. Bahkan
orang takut matidemi menjaga nama baik. Meskipun sudah berhati-hati menjaganya
mungkin juga oranng masih berbuat salah, sehingga cemar nama baiknya. Untuk
ini, sering kali yang bersangkutan terpaksa hidup mengasingkan diri, akibatnya
kesepian.
D.. KETIDAKPASTIAN
1.Pengertian Ketidakpastian
Ketidakpastian berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu (pikirannya), apa
yang dipikirkannya tidak searah. Itu
semua adalah akibat pikirannya tidak dapat konsentrasi.
Ketidakpastian adalah bagian dari
hidup manusia. Ketidakpastian atau ketidaktentuan adalah bagian hidup. Setiap
orang pernah mengalaminya, Bahkan anak kecilpun pernah mengalaminya.
Misalnya:
Ketika anak kecil ditinggalkan
ibunya,ia menangis kebingungan.K ebingungan itu menunjukkan adanya
ketidakpastian, seperti anak ayam yang kehilangan induknya.
· Sebab-sebab Terjadinya
Ketidakpastian
Orang yang pikirannya terganggu tidak
dapat berpikir secara teratur, logis ataupun mengambil kesimpulan. Dalam
berpikir ia selalu menerima rangsangan (stimu.lus) dari luar, sehingga jalan
pikirannya menjadi kacau. Kalaupun ia dapat berpiki baik, akan memakan waktu
yang cukup lama dan sukar. Mereka menampakkan tanda-tanda obsesi, fobia/phobia,
delusi, gerakan-gerakan gemetar (buyuten),kehilangan pengertian (aparia),
kehilangan kemampuan untuk menangkap sesuatu (agnesia).
Menurut Siti
Meichati dalam bukunya
kesehatan mental adda beberapa sebab orang tidak dapat berpikir dengan pasti.
Sebab-sebab itu ialah sebagai berikut:
1.Obsesi
Obsesi adalah gejala neurose jiwa, yaitu adanya pikiran atau
perasaan tertentu yang terus-menerus, biasanya tentang hal-hal yang tak
menyenangkan, atau sebab yang tak diketahui oleh penderita. Misalnya, selalu
berpikir ada orang yang ingin menjatuhkan kita’
Contoh:
a. Seorang kepala bagian suatu
instansi karena kurang mampu bekerja selalu mempunyai ingatan pihak yang ingin
menjatuhkannya.
b. Seorang pedagang yang maju pesat,
pada suatu saat berpikir olehnya ada kawannya yang bingin menjatuhkannya.
Pikirannya itu tidak hilang, tetapi justru menjadi-jadi. Apalagi setelah ia
merugi.
2. Phobia
Phobia adalah rasa ketakutan yang tak
terkendalikan, tidak normal, kepada suatu hal atau kejadian, tanpa diketahii
sebab-sebabnya.
Contoh:
a. Orang yang takut kepada tempat
yang tinggi. Secara tidak disengaja, jalan naik tak terasa, sampai atas, ia
takut luar biasa (Acrophobia)
b. Ada pula orang yang takut kepada
orang banyak yang sedang berkumpul. Pada suatu hari dirumahnya ada pencuri,
iaberteriak sehingga tetangga disekitarnya berlari datang ke rumahnya. Dalam
sekejap telah berkumpul puluhan orang. Herannya
justru gemetaran, pucat, ketakutan luar biasa (Ochlophobia)
Orang yang dilanda ketakutan itu tidak dapat berfikir,
pikirannya tidak pasti tidak menentu.
3. Delusi
Menunjukkan pikiran yang tidak beres,
karena berdasarkan suatu keyainan palsu. Tidak dapat memakai akal sehat. Tidak
ada dasar kenyataan dan tidak sesuai dengan pengalaman.
Delusi iniada tiga macam, yakni:
a. Delusi persekusi
Menganggap adanya keadaan yang jelek disekitarnya.
b. Delusi keagungan
Menganggap dirinya orang penting dan besar. Orang seperti itu
biasanya gila hormat. Menganggap orang di sekitarnya sebagai orang-orang yang
tidak penting. Akhirnya semua orang menjauhi juga. Jadi, hampir sama dengan
delusi persekusi. Yang jelas akibatnya sama, ialah dijauhi semua orang.
c. Delusi melancholis
Merasa dirinya bersalah, hina dan berdosa. Hal ini dapat
mengakibatkan buyuten atau dikenal dengan nama delirium tremens, hilangnya
kesadaran dan menyebabkan otot-otot tak berkuasa lagi. Ia kehilangan ingatannya
sama sekali. Ia kehilangan ingatannya sama sekali, mengalami tensi tinggi dan
mengingat sesuatu yang belum pernah dialami.
Contoh:
Mang cecep orang kampong pada suatu
hari dipanggil ke pengadilan untuk diminta kesaksiannya. Tetapi karena
takutnya, keringat dingin mengucur, ditanya ini itu tak dapat dijawab, mulutnya
gementar. Akhirnya jaksa tak memperoleh kesaksian apa-apa darinya. Untung saja
ia tak jaut pingsan.
4. Histeria
Ialah neurose jiwa yang disebabkan
oleh tekanan mental, kekecewaan, pengalaman pahit yang menekan, kelemahan
syaraf, tidak mampu menguasai diri, atau sugesti dari sikap orang lain.
Contoh:
a. Neneng seorang gadis yang cukup
manis. Pada suatu hari ia melihat pacarnya berjalan-jalan dengan seorang gadis
yang belum pernah dikenalnya. Rasa cemburu berkecamuk dihatinya, dan setibanya
di rumah dia berteriak histeris.
b. Ketika ibu Bakri sedang melayani
anaknya makan, datang orang-orang mengeuk pintu, mengucap salam. Dijawabnya dan
keluarlah ia. Di luar, kagetlah ia melihat orang banyak mengusung jenazah yang
ditutupi kain. Ibu itu langsung bertanya siapa itu ?” Itu, bukan kang Bakri !
Semua yang ditanya diam. Akhirnya dia berteriak histeris lalu pingsan. (Film
rang-orang laut).
5. Halusianasi
Khayalan yang terjadi tanpa rangsangan
panca indra. Seperti para prewangan (medium) dapat digolongkan pada pengalaman
halusinasi. Dengan Sugesti diri orang dapat juga berhalusinasi. Halusinasi
buatan, misalnya dapat dialami oleh orang mabuk atau pemakaian obat bius.
Kadang-kadang karena halusinasi orang-orang merasa mendapat tekanan-tekanan
terhadap dorongan-dorongan itu menemukan sasarannya. Ini nampak dalam
perbuatan-perbuatan penderita (penderita itu dapat menyadari perbuatannya itu,
tetapi tidak dapat menahan rangsang khayalan sendiri).
Contoh:
a. Pada suatu hari saya diajak teman
saya yang bernama Nuradi pergi ke rumah orang yang dapat menyebutkan siapa yang
mencuri TV nya. Prewangan itu namanya Mbah Umi. Setelah Mbah Umi makan bunga
mawar, kemudian berbicara dengan suara yang agak berbeda, entah suara itu
dibuat-buat atau benar-benar suara yang timbul sebelumnya.
b. Atang memang seorang peminum. Bila
sedang marah makin hebat minumnya. Setelah ia mabuk biasanya ia mengoceh
(berbicara tidak menentu).
6. Kompulasi
Kompulasi ialah keragu-ragu yang
sangat mengenai apa yang telah dikerjakan, sehingga ada dorongan yang tak
disadari untuk selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang serupa berulang kali
(Neurose).
Contoh:
a. Keinginan untuk mengambil barang
orang (mencuri), padahal barang itu tak bermanfaat baginya, dan andaikata ingin
membeli, mampu juga dia (Kleptomania)
b. Keinginan minum-minuman keras.
Orang itu bukan pmabuk, tetapi bila dilanda pikiran atau perasaan kecewa
keinginan minumnya tak dapat dibendungnya (dispemania).
7. Keadaan Emosi
Dalam keadaan tertentu seseorang
sangat terpengaruh oleh emosinya. Ia sampai pada keseluruhan pribadinya :
gangguan pada nafsu makan, pusing-pusing, muka merah, nadi cepat, keringat,
tekanan darah tinggi/lemah. Sikapnya dapat apatis atau terlalu gembira dank
arena itu dilepaskan di dalam gerakan-gerakan lari-larian, nyanyian, ketawa
atau berbicara. Sikap ini dapat pula berupa kesedihan menekan, tidak bernafsu,
tidak bersemangat, gelisah, dsb. Jelas kepada kita orang yang demikian itu
tidak mungkin dapat berfikir dengan tenang dan dengan baik.
Untuk mengatasi atau untuk
menghilangkan pikiran yang kacau itu perlu dicari penyebabnya, andaikata telah
diketahui penyebabnya tetap masih sakit, penderita perlu diajak pergi atau
pergi sendiri ke spikolog.
Untuk menghadapi kegelisahan biasanya
dengan menggunakan sikap positif yang bias berlaku umum ini akan berwujud
tindakan-tindakan yang sangat dianjurkan, yaitu meliputi:
1. Hadapi dan rencanakan segala
kemungkinan problema yang timbul dan sikap yang dibayangkan akan terjadi,
sampai pada yang sejelek mungkin.
2. Susunlah persiapan cara-cara
menghadapinya beserta pemecahannya.
3. Mendeteksi sebanyak mungkin
tentang hal-hal yang menyebabkan gelisah termasuk didalamnya; sebab-sebab dan
problemanya.
4. Hadapilah dengan tabah kegelisahan
beserta sebab-sebab dan problemanya dan bersiap sedia.
5. Jika mampu meskipun mungkin tidak
dapat secara spontan hilangkanlah sebab-sebab kegelisahan yang ada.
6. Ajaklah orang lain bekerja sama
dalam mengatasi kegelisahan ini paling tidak untuk ikut memikirkan atau memberi
perhatian atau memahami keadaan sadar.
sumber
: Wikipedia
sumber : Buku IBD Universitas Gunadarma,
karangan Widyo Nugroho dan Achmad Muchji
sumber : Buku IBD Universitas Gunadarma,
karangan Widyo Nugroho dan Achmad Muchji
No comments:
Post a Comment